Senin, 24 Januari 2011

PERPUSTAKAAN JANTUNG PENDIDIKAN

Bagi banyak orang jika mendengar kata atau istilah perpustakaan, dalam benak mereka akan tergambar suatu gedung atau ruangan yang dipenuhi dengan rak yang berisi buku-buku. Anggapan seperti ini tidaklah selalu salah karena bila dikaji lebih lanjut perpustakaan adalah suatu tempat untuk menyimpan buku-buku sebagai hasil dari karya seseorang.
Bila berbicara mengenai peningkatan kualitas pendidikan, perpustakaan patut untuk dijadikan topik utama dalam proses tersebut. Kenapa? karena perpustakaan berfungsi sebagai media penghubung antara mahasiswa dengan pengetahuan yang tersimpan didalam perpustakaan. Selama ini kita melihat bahwa perpustakaan hanya sebagai sarana dalam penunjang pendidikan. Hal ini akan menimbulkan pertanyaan besar, berarti perpustakaan dianggap memiliki kedudukan sederajat dengan bangku kuliah atau papan tulis. Jika berkaca pada tugas perpustakaan yaitu memenuhi kebutuhan akan informasi pemakai dalam hal ini mahasiswa, maka perpustakaan sebagai sarana penunjang pendidikan saja dirasa tidak cukup untuk mendeskripsikan perpustakaan dalam dunia pendidikan. Perpustakaan seharusnya memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan sebagai sarana penunjang pendidikan, yaitu sebagai inti atau jantung dari pendidikan itu sendiri. Dengan demikian, jelaslah bahwa pendapat yang berkembang di masyarakat yaitu perpustakaan hanya dipandang sebelah mata, keberadaannya dirasa tidak terlalu penting, dan hanya dianggap sebagai sarana penunjang kegiatan akademik. Pada kenyataannya, opini tersebut salah besar karena jika melihat pada tujuan perguruan tinggi di Indonesia yang dikenal dengan nama Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat maka perpustakaan pun bertujuan membantu melaksanakan ketiga dharma tersebut dengan cara memfasilitasi kegiatan tersebut.
Pendidikan yang berkualitas tentunya didukung oleh perpustakaan yang memadai pula. Perpustakaan sebagai lembaga yang menyediakan akses informasi ke pengguna harus memiliki jumlah koleksi yang lengkap untuk menunjang proses belajar-mengajar. Perpustakaan yang kelengkapan koleksinya seadanya tentunya akan berdampak pada terhambatnya proses pembelajaran. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan yaitu dengan cara memperbaiki kondisi fisik perpustakaan. Dengan cara melengkapi fasilitas yang belum tersedia, menambah jumlah koleksi, dan sebagainya agar minat baca pengunjung bertambah. Hal ini tentunya menunjukan bahwa perpustakaan berperan dalam proses peningkatan kualitas pendidikan.
Perpustakaan sebagai lembaga yang melakukan kegiatan untuk menyimpan hasil karya atau pengetahuan seseorang dapat berupa buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah seminar, laporan PKL, dan sebagainya. Serta koleksi lain yang dapat berupa: 1) Buku bacaan wajib, yaitu buku yang digunakan dalam proses belajar-mengajar mata ajar tertentu seperti yang tercantum dalam silabus. 2) Buku teks, yaitu buku yang tidak digunakan secara langsung didalam proses belajar-mengajar dalam kelas. 3) Buku referensi, yaitu buku pendamping dalam proses belajar-mengajar, membaca, membuat tugas, atau penelitian seperti kamus, ensiklopedi, direkrori, dan lain-lain. 4) Karya akhir, yaitu laporan penelitian yang dibuat oleh mahasiswa untuk memperoleh gelar tertentu dari perguruan tinggi. 5) Tabloid dan majalah, mencakup bidang subjek tertentu yang diperlukan untuk pengayaan pengetahuan. Berdasarkan penjabaran diatas tentunya kita bisa mengetahui bahwa perpustakaan itu penting bagi pendidikan. Khususnya dalam hal pengadaan koleksi buku penunjang pendidikan. Dengan koleksi perpustakaan yang memungkinkan pemakai untuk bisa memenuhi proses belajar-mengajarnya, maka dapat dikatakan bahwa kualitas pendidikan bisa dipengaruhi oleh baik atau buruknya sebuah perpustakaan.
Jika melihat pada negara-negara yang memiliki pendidikan berkualitas tentunya hal tersebut didorong dengan perpustakaan yang baik pula. Sebagai contoh, universitas yang berada di negara-negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat disamping pendidikannya yang berkualitas, bangunan fisik perpustakaannya menjadi bangunan yang paling besar diantara bangunan-bangunan lainnya, hal ini menunjukkan bahwa pusat dari universitas tersebut adalah perpustakaannya. Selain itu, kelengkapan koleksi tidak usah diragukan lagi karena sudah pasti dapat memenuhi kegiatan akademik para mahasiswa.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa perpustakaan memiliki peranan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan. Perpustakaan akan menjadi cerminan bagaimana proses pendidikan dilakukan dalam suatu lembaga pendidikan. Perpustakaan yang baik, maka proses pendidikannya akan baik pula. Sedangkan perpustakaan yang kurang memadai, maka proses pendidikannya akan kurang berkualitas. Salah satu cara untuk bisa meningkatkan kualitas pendidikan dapat berupa memanfaatkan, mengelolah, menjaga, serta melestarikan perpustakaan dengan sebaik mungkin

Perpustakaan Abad Informasi

Kemajuan teknologi informasi telah membawa perubahan besar dalam dunia perpustakaan. Seiring dengan berkembangnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), perpustakaan di tuntut untuk dapat menyesuaikan diri agar tetap menjaga konsistensinya. Kemajuan teknologi informasi juga dimanfaatkan oleh perpustakaan baik dalam proses pengadaan, pengolahan, dan pelayanan. Selain ketiga hal di atas, teknologi informasi juga mempengaruhi koleksi perpustakaan yang tadinya berupa koleksi yang bersifat konvensional, tercetak, dan tertulis, kini sudah muncul dalam bentuk elektronik, terekam baik secara online maupun offline.
Bicara mengenai perpustakaan di masa yang akan datang, tentunya kita tidak boleh melupakan fungsi utama dari perpustakaan sebagai tempat penyimpanan karya seseorang baik yang tercetak maupun terekam. Di abad informasi seperti sekarang ini perpustakaan kini telah menjadi ‘mesin waktu’, dimana pengguna dapat menjelajahi masa lampau dengan membaca koleksi-koleksi yang bersifat sejarah dan di buat pada zaman dahulu. Selain itu, pengguna juga bisa menuju masa depan dengan mempelajari ilmu-ilmu atau informasi yang tentunya tersedia dalam perpustakaan, pada saat inilah pengguna bisa menyusun ide-ide secara efektif agar masa depannya sesuai dengan apa yang diharapkan.
Perpustakaan di masa depan bukanlah perpustakaan yang dahulu dikenal orang sebagai gedung yang diisi oleh tumpukan buku-buku yang dijaga oleh seorang pustakawan. Melainkan perpustakaan yang telah memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dengan cara menggunakan komputer dalam berbagai hal seperti akses informasi untuk pengguna, pengadaan, pengolahan, dan pelayanan bagi pustakawan, serta telah menerapkan sistem otomasi perpustakaan yang memudahkan bagi pengelolah dan pengguna jasa perpustakaan. Penggunaan komputer yang disediakan oleh perpustakaan akan semakin memudahkan pengguna perpustakaan dalam memperoleh atau mengakses berbagai sumber informasi.
Untuk menambah pengetahuan bagi penggunanya, perpustakaan dapat melakukan kerjasama dengan negara-negara lain. Misalkan melakukan kerjasama dengan pemerintah Amerika, perpustakaan menyediakan ruangan untuk didirikannya ruangan khusus negara Amerika atau dapat disebut dengan America corner, tempat tersebut menjadi pusat informasi apabila pengunjung perpustakaan ingin mengetahui negara Amerika lebih jauh baik berupa sejarah, sistem pemerintahan, kehidupan sosial masyarakatnya, dsb.
Berbagai macam inovasi harus dilakukan perpustakaan agar tidak ditinggalkan oleh penggunanya. Salah satunya dengan membangun pusat bimbingan belajar. Disini, perpustakaan tidak hanya sebagai penyedia jasa peminjaman koleksi perpustakaan tetapi juga sebagai tempat memperoleh ilmu-ilmu baru baik yang di peroleh dari proses pembelajaran maupun dari proses pelatihan. Ilmu yang diajarkan dapat berupa keterampilan dalam menggunakan komputer, keterampilan berbahasa asing, serta keterampilan dalam berbagai disiplin ilmu lainnya seperti matematika, biologi, fisika, kimia, ekonomi, ilmu sosial, dsb. Dalam hal ini perpustakaan harus memperkerjakan seseorang yang memiliki kompetensi dalam ilmu-ilmu tersebut di samping dia sebagai seorang pustakawan. Untuk itu perpustakaan harus berkerjasama dengan Sekolah Dasar(SD), Sekolah Menengah Pertama(SMP), Sekolah Menengah Atas(SMA), dan universitas untuk mempromosikan program tersebut.
Selain membuka tempat semacam bimbingan belajar, perpustakaan harus menyediakan fasilitas untuk santai tetapi pengguna tetap bisa melakukan akses informasi sambil minum kopi atau makan makanan ringan. Dengan kata lain, perpustakaan di abad informasi ini harus menyediakan kantin atau kafe. Dilengkapi dengan fasilitas wifi agar pengguna perpustakaan tersebut tetap bisa mengakses informasi. Hal tersebut dilakukan agar perpustakaan memiliki daya tarik tersendiri serta untuk menarik minat pengunjung.
Perpustakaan di era informasi seperti saat ini dan mungkin untuk beberapa saat yang akan datang, memiliki pustakawan yang bekerja tidak hanya untuk melakukan proses pengadaan, pengolahan, pelayanan, penyusunan koleksi di rak, dsb. Tetapi juga memiliki peranan yang cukup luas disertai dengan berbagai keterampilan yang dimilikinya seperti, sebagai guide atau penuntun dalam mengakses informasi. Peran tersebut sangat penting di saat perpustakaan menjalankan tugasnya sebagai ‘mesin waktu’ untuk menelusuri informasi mana saja yang berguna bagi pemakai baik informasi pada masa lampau atau masa yang akan datang. Pustakawan sebagai guru, adalah hal yang tidak mustahil karena sesuai dengan tugas lainnya yaitu sebagai pembimbing pengguna perpustakaan agar dapat menemukan informasi baru yang belum diketahui sebelumnya. Bahkan, seorang pustakawan dapat dikatakan sebagai seorang pekerja informasi yang mana mereka bekerja dengan menggunakan teknologi untuk memperoleh informasi bagi kliennya. Selain itu peran terpenting pustakawan adalah ketika perpustakaan dapat menjalin hubungan sosial dengan penggunanya. Hal demikian adalah pembeda antara perpustakaan dengan penyedia layanan informasi berbasis web manapun.
Berdasarkan beberapa skenario di atas, menggambarkan bentuk perpustakaan di masa yang akan datang. Diharapkan perpustakaan dapat menjaga konsistensinya di tengah perkembangan teknologi informasi tanpa harus menghilangkan ciri khas dari sebuah perpustakaan itu sendiri, yakni sebagai penyedia jasa informasi bagi penggunanya. Serta agar perpustakaan tidak akan pernah hilang ditelan perkembangan zaman.

Senin, 17 Januari 2011

Bayi Lubang Hitam Ini Bisa Melahap Bumi

Para astronom baru-baru ini menemukan fenomena di luar angkasa, yang mereka yakini sebagai lahirnya suatu "Lubang Hitam" hasil dari ledakan suatu bintang (supernova) lebih dari 30 tahun lalu. Lubang itu sangat rakus dan menelan apa yang ditemui, termasuk benda luar angkasa sebesar Bumi.

Demikian ungkap Avi Loeb, seorang astrofisikawan dari Universitas Harvard yang bekerjasama dengan Badan Antariksa AS (NASA), Senin 15 November 2010. Loeb mengungkapkan bahwa kemunculan Lubang Hitam itu hasil dari ledakan suatu bintang yang pertama kali ditemukan pada 1979.

Ledakan itu cukup besar untuk menimbulkan suatu lubang hitam. Tim astronom meyakini itu sebagai Lubang Hitam karena konstan melumat sisa-sisa bintang yang meledak. Itulah ciri-ciri Lubang Hitam, menghisap apa saja yang ada di depannya.

Menurut Loeb, dalam 30 tahun terakhir sejak supernova, bayi Lubang Hitam ini telah menelan benda yang massanya setara dengan Bumi. Menurut kantor berita Associated Press (AP), temuan Loeb dan rekan-rekannya ini dipublikasikan dalam suatu makalah yang dimuat di jurnal "New Astronomy."

"Dia [lubang hitam itu] ibarat pemakan planet dalam film 'Star Trek,'" kata ahli astrofisika dari NASA yang juga rekan Loeb, Kimberly Weaver, seperti dikutip AP. Lubang hitam itu begitu padat sehingga tidak ada unsur apapun - termasuk cahaya sekalipun - yang bisa lolos.

Dengan menggunakan pantuan teleskop milik NASA, Chandra X-Ray, dan teleskop-teleskop lain, Lubang Hitam itu diperkirakan berjarak sekitar 50 juta tahun cahaya dari Bumi dan terletak di salah satu galaksi Virgo, demikian menurut laman harian The Los Angeles Times.

"Lubang Hitam ini berukuran sekitar lima kali lebih besar dari matahari kita dan bintang yang meledak yang memunculkan benda itu kemungkinan 20 kali lebih besar dari matahari kita," kata Dan Patnaude, peneliti dari Harvard.

Dengan situasi saat ini, Lubang Hitam yang bernama ilmiah SN 1979C itu bisa membesar dua kali lipat dalam 40 juta tahun mendatang. "Benda ini memakan sebanyak yang dia bisa...mirip dengan remaja atau anak kecil," kata Patnaude. Tim peneliti yakin bahwa benda yang mereka temukan itu kemungkinan besar adalah Lubang Hitam.

Dalam ilmu astronomi, benda kosmik ini bukanlah sebuah lubang dalam arti harafiah, tetapi merupakan sebuah wilayah di mana hampir semua unsur tidak dapat lolos karena memiliki gaya gravitasi yang sangat besar.

sumber:http://headlines.vivanews.com/news/read/189073-bayi-lubang-hitam-ini-bisa-melahap-bumi