Sabtu, 11 Juni 2011

Indonesia dengan Geopolitik dan Geostrateginya



            Suatu negara memerlukan ruang atau lokasi untuk tempat tinggal para rakyatnya. Oleh karena manusia dan tempat tinggal tidak dapat dipisahkan, terjadilah perebutan ruang yang menimbulkan konflik hingga kini. Agar dapat mempertahankan ruang hidupnya, bangsa harus memiliki kesatuan cara pandang yang dikenal dengan Wawasan Nusantara. Para ilmuwan, baik dalam bidang politik atau militer menyebutnya sebagai geopolitik.
            Geopolitik merupakan suatu studi yang mengkaji masalah-masalah geografi, sejarah dan ilmu sosial, dengan merujuk kepada politik internasional. Geopolitik mengkaji makna strategis dan politis suatu wilayah geografi, yang mencakup lokasi, luas serta sumber daya alam wilayah tersebut. Geopolitik mempunyai 4 unsur yang pembangun, yaitu keadaan geografis, politik dan strategi, hubungan timbal balik antara geografi dan politik, serta unsur kebijaksanaan. Sedangkan geostrategi diartikan sebagai pelaksanaan dari geopolitik dalam suatu Negara. Sebagai akibatnya, menjadikan geostrategi sebagai suatu upaya menguasai sumber daya untuk tujuan kelangsungan hidup suatu bangsa. Indonesia sebagai negara kepulauan, berpandangan bahwa geopolitik Indonesia tertuang dalam salah satu doktrin nasional yang disebut Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara sebagai geopolitik Indonesia merupakan cara pandang dan sikap bangsa Indonesia tentang dirinya yang bhineka dan lingkungan geografinya yang berwujud Negara kepulauan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Wawasan bangsa Indonesia tersirat dalam UUD 1945, antara lain: (1) Ruang hidup bangsa terbatas diakui internasional, (2) Setiap bangsa sama derajatnya, berkewajiban menjaga perdamaian dunia, dan (3) Kekuatan bangsa dalam mempertahankan eksistensi dan kemakmuran rakyat. Sedangkan geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dalam mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia akan menghadapi banyak tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang berasal dari luar atau dari dalam negeri. Dengan demikian Wawasan Nusantara berperan sebagai landasan penentu kebijakan politik Negara. Hubungan antara geopolitik dan geostrategi terdapat dalam konsepsi yang disusun dengan sistematika Astagatra, yang terdiri dari trigatra dan pancagatra. Trigatra merupakan aspek kekuatan alamiah yang berupa geoografi, kekayaan alam, dan kemampuan penduduk. Sedangkan, pancagatra ialah aspek kekuatan sosial yang berupa ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Hubungan-hubungan tersebut harus dibangun agar kejayaan Negara dan bangsa dapat terwujud.
            Melihat pembahasan di atas, terlihat bahwa geopolitik Indonesia menjadi suatu dokrin untuk membangun negara yang dapat berupa wawasan nasional. Sementara, geostrategis Indonesia merupakan suatu upaya mempertahankan keutuhan wilayah Negara dari ancaman bangsa lain.

Kamis, 17 Maret 2011

Meningkatkan Kualitas Ibadah dan Mu’amalah


Manusia dijadikan Allah SWT sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lain. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus berusaha mencari karunia Allah SWT yang ada dimuka bumi ini sebagai sumber kehidupannya. Manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa bantuan orang lain. Untuk itu, bagaimana cara menjaga hubungan dengan Sang Pencipta dan sesama manusia menjadi hal terpenting dalam kehidupan ini. Ditingkatkannya kualitas ibadah dan bermu’amalah yang baik menjadi modal penting yang harus dimiliki oleh setiap umat muslim.
Mu’amalah adalah aturan Allah SWT yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam usahanya untuk mendapatkan alat-alat keperluan jasmaninya dengan cara yang paling baik. Sedangkan, ibadah merupakan suatu upaya manusia untuk menunjukkan rasa patuh dan bersyukurnya manusia terhadap Allah SWT yang telah menciptakan berbagai macam sumber kehidupan. Meningkatnya kualitas ibadah dan hubungan sosial sesama manusia dapat memberikan suatu yang bermanfaat bagi manusia itu sendiri. Upaya-upaya meningkatkan kualitas ibadah dan mu’amalah dapat dilakukan dengan cara lebih mendekatkan diri dengan Allah SWT dan menjalin silaturahmi dengan sesama umat muslim. Kualitas ibadah dapat menjadi tolak ukur tingkat keimanan seseorang, sementara mu’amalah atau biasa dimengerti sebagai hubungan sosial sesama manusia adalah cerminan sikap kita sehari-hari terhadap orang lain. Akan sangat baik sekali hidup seorang manusia jika dia bisa memberikan manfaat bagi orang banyak.
Dari uraian diatas dapat diketahui makna dari ibadah dan mu’amalah serta upaya peningkatannya agar manusia mendapat karunia dari Allah SWT. Seorang muslim yang baik tentunya tahu bahwa kedua hal diatas menjadi hal penting dalam menjalani kehidupan ini, karena tidak bisa dipungkiri manusia butuh Tuhan dan orang lain agar bisa hidup. Tuhan sebagai Sang Pencipta dan orang lain sebagai pelengkap.

Sabtu, 26 Februari 2011

Aliran energi dan materi di ekosistem

Aliran energi dan materi di ekosistem merupakan proses penyebaran energi-energi dan materi-materi yang menunjang keberlangsungan ekosistem di bumi. Aliran energi dan materi di ekosistem meliputi kegiatan jaring-jaring makanan, fotosintesis dan respirasi, produktivitas primer bersih, siklus karbon, dan siklus nitrogen. Jaring-jaring makanan merupakan bentuk bagaimana energi makanan membentuk alur makanan antara satu organisme dengan organisme lain di dalam suatu ekosistem. Terdapat dua alur pada jaring-jaring makanan berupa produsen primer yang menghasilkan makanan, lalu konsumen primer, sekunder, dan konsumen lebih tinggi yang memakannya. Kemudian kedua-duanya di urai oleh dekomposer baik tumbuhan atau hewan.
Aliran energi yang kedua yaitu fotosintesis dan respirasi yaitu proses pembuatan makanan pada tumbuhan. Produsen primer sangat berperan dalam proses tersebut.
Aliran energi yang ketiga yaitu produktivitas primer bersih, merupakan tingkat akumulasi karbohidrat oleh produsen primer. Produktivitas primer bersih terdapat pada dua ekosistem yaitu ekosistem produktif (hutan hujan, rawa air tawar, payau) dan ekosistem tidak produktif (padang pasir). Selain itu, faktor iklim terpenting yang mengontrol produktivitas primer bersih ialah lamanya siang hari, suhu udara dan tanah, serta ketersediaan air.

Aliran energi yang keempat yaitu siklus karbon. Karbon mengalir di siklus dalam bentuk gas, cair, dan padat. Bentuk dari gas dapat berupa karbondioksida (CO2) yang di atmosfer dan dalam bentuk gas terlarut di perairan tawar dan laut. Selain itu, dalam bentuk molekul karbohidrat pada materi organik senyawa hidrokarbon di batu(minyak bumi, batubara), dan mineral karbonat seperti dalam bentuk kalsium karbonat (CaCO3).

Aliran energi yang kelima adalah siklus nitrogen. Ada lima proses siklus nitrogen, yaitu: Fiksasi, ammonifikasi, denitrifikasi, asimilasi, dan nitrifikasi. Fiksasi dan ammonifikasi memerlukan peranan dekomposer untuk mengubah nitrogen menjadi ammonia, sedangkan nitrifikasi bakteri tanah mengubah ammonia menjadi nitrat. Sisanya yaitu, denitrifikasi merupakan bakteri yang mengembalikan nitrogen ke atmosfer dalam bentuk gas nitrogen. Terakhir, asimilasi yakni akar tumbuhan menyerap nitrogen, ammonia, dan nitrat. Hewan mengasimilasi nitrogen saat memakan tumbuhan.

Jumat, 11 Februari 2011

Pengaruh Budaya terhadap Perilaku Remaja

Pada dasarnya banyak hal yang dapat mempengaruhi tingkah laku setiap manusia dalam kehidupan sehari-hari. Seiring dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia juga mempunyai akal yang dapat memperhitungkan tindakannya yang kompleks untuk dapat bisa menyesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar. Khususnya remaja, dimana masa ini menjadi masa yang rentan bagi kehidupan manusia.
Manusia merupakan makhluk sosial yang memiliki akal dan pikiran untuk digunakan sebagai dasar dalam tiap individu dalam bertindak. Selain itu, manusia juga disebut sebagai makhluk budaya. Sehingga dimanapun dia berada atau dalam kelompok atau masyarakat tertentu akan mempunyai kebudayaan yang beragam karena merupakan hasil dari interaksi dan penyesuaian diri dengan lingkungan dan kebutuhannya masing-masing. Manusia juga dapat mengubah dan menciptakan suatu realitas berdasarkan akalnya. Secara universal, perilaku manusia sebagai makhluk budaya merupakan gabungan dari adanya unsur fisik/raga dan mental/kepribadiannya. Sehingga tidak hanya raga yang berkembang dalam diri manusia namun ia juga berkembang secara emosional dan intelektualnya. Dalam diri setiap individu dikenal istilah “kepribadian”. Kepribadian dapat diartikan sebagai ciri-ciri watak individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khusus. Isi dari kepribadian manusia terdiri dari 1) pengetahuan ; 2) perasaan, dan; 3) dorongan naluri. Selain dari dalam diri manusia itu sendiri, yaitu kepribadian, pengaruh yang dapat membuat manusia terjerumus pada pergaulan bebas yang berorientasi pada seks bebas juga dapat terjadi melalui pengaruh dari luar. Lingkungan budaya tempat tinggal masing-masing individu juga bisa mempengaruhi pola fikir setiap individu. Dalam hal ini budaya itu sendiri yang memiliki peranan vital apakah budaya itu baik atau tidak. Selain itu, pola fikir manusia khususnya remaja selalu mengikuti perkembangan zaman, manusia bisa terpengaruh oleh kebudayaan luar yang berdampak negatif bagi dirinya. Pola fikir demikian biasa disebut dengan westernisasi, dimana manusia cenderung berkeinginan mengadopsi kebudayaan orang lain yang belum tentu seutuhnya benar bagi dirinya. Semua hal diatas bisa menjadi penyebab maraknya pergaulan bebas yang menjerumus pada seks bebas di kalangan remaja.
Berdasaarkan uraian di atas, kita bisa mengetahui bahwa budaya bisa mempengaruhi pola fikir manusia khususnya remaja. Selain dari dalam diri manusia pengaruh juga berasal dari luar. Setiap individu memiliki peran dan kontol masing-masing dalam mencegah setiap perilaku negatif bagi dirinya. Uraian di atas menjelaskan bahwa kebudayaan selain hasil cipta manusia tetapi juga bisa mempengaruhi pola fikir manusia.

Peran Serta dalam Usaha Bela Negara

Pada dasarnya setiap bangsa dan negara senantiasa berusaha mewujudkan cita-cita dan kepentingan nasionalnya. Demikian juga halnya dengan bangsa dan negara Indonesia. Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4, tujuan bangsa Indonesia membentuk suatu pemerintahan negara adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, dalam wadah Negara Kesatuan Indonesia berdasarkan Pancasila. Guna menjamin tetap tegaknya negara Republik Indonesia dan kelangsungan hidup bangsa dan negara, maka sumber daya manusia menjadi titik sentral yang perlu dibina dan dikembangkan sebagai potensi bangsa yang mampu melaksanakan pembangunan maupun mengatasi segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Salah satu upaya pembinaan potensi sumberdaya manusia agar mampu menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dapat dilakukan melalui pembelaan negara, sebagaimana yang tercantum dalam pasal 27 ayat (3) dan pasal 30 UUD 1945.

Upaya pembelaan negara merupakan hak dan kewajiban kita sebagai warga negara. Setiap individu dapat melakukan pembelaan negara berdasarkan kedudukan dan tugasnya masing-masing. Seperti misalnya, TNI sebagai komponen utama dalam pertahanan negara telah mengalami masa perjuangan yang sangat panjang, mulai dari merebut dan kemudian mempertahankan kemerdekaan. Selain itu, Kepolisian Republik Indonesia sebagai komponen utama dalam keamanan telah melakukan upaya membela negara terutama yang berkaitan dengan ancaman yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat, seperti kerusuhan, penyalahgunaan narkotik, konflik antarmasyarakat, dan ancaman teroris, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan (ATHG) tersebut tentunya menjadi suatu kendala tersendiri bagi kelangsungan hidup suatu negara, khususnya Indonesia yang terkenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati yang melimpah. Tugas berat menanti masyarakat Indonesia untuk dapat bisa mempertahankan keutuhan negara, dalam hal ini menjaga keanekaragaman hayati, dengan cara tidak merusak lingkungan. Pembelaan negara tidak harus dilakukan dengan cara perang dengan negara lain melainkan dapat juga dilakukan dengan menjaga keutuhan bangsa dan negara dengan cara melindungi keanekaragaman hayati Indonesia yang merupakan salah satu sumber kehidupan di bumi ini.

Oleh karena itu, setiap warga negara tanpa kecuali sesuai kedudukannya memiliki hak dan kewajiban untuk turut serta dalam upaya bela negara. Hal ini dikarenakan agar keutuhan bangsa dan negara dapat terjamin. Upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia.

Senin, 24 Januari 2011

PERPUSTAKAAN JANTUNG PENDIDIKAN

Bagi banyak orang jika mendengar kata atau istilah perpustakaan, dalam benak mereka akan tergambar suatu gedung atau ruangan yang dipenuhi dengan rak yang berisi buku-buku. Anggapan seperti ini tidaklah selalu salah karena bila dikaji lebih lanjut perpustakaan adalah suatu tempat untuk menyimpan buku-buku sebagai hasil dari karya seseorang.
Bila berbicara mengenai peningkatan kualitas pendidikan, perpustakaan patut untuk dijadikan topik utama dalam proses tersebut. Kenapa? karena perpustakaan berfungsi sebagai media penghubung antara mahasiswa dengan pengetahuan yang tersimpan didalam perpustakaan. Selama ini kita melihat bahwa perpustakaan hanya sebagai sarana dalam penunjang pendidikan. Hal ini akan menimbulkan pertanyaan besar, berarti perpustakaan dianggap memiliki kedudukan sederajat dengan bangku kuliah atau papan tulis. Jika berkaca pada tugas perpustakaan yaitu memenuhi kebutuhan akan informasi pemakai dalam hal ini mahasiswa, maka perpustakaan sebagai sarana penunjang pendidikan saja dirasa tidak cukup untuk mendeskripsikan perpustakaan dalam dunia pendidikan. Perpustakaan seharusnya memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan sebagai sarana penunjang pendidikan, yaitu sebagai inti atau jantung dari pendidikan itu sendiri. Dengan demikian, jelaslah bahwa pendapat yang berkembang di masyarakat yaitu perpustakaan hanya dipandang sebelah mata, keberadaannya dirasa tidak terlalu penting, dan hanya dianggap sebagai sarana penunjang kegiatan akademik. Pada kenyataannya, opini tersebut salah besar karena jika melihat pada tujuan perguruan tinggi di Indonesia yang dikenal dengan nama Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat maka perpustakaan pun bertujuan membantu melaksanakan ketiga dharma tersebut dengan cara memfasilitasi kegiatan tersebut.
Pendidikan yang berkualitas tentunya didukung oleh perpustakaan yang memadai pula. Perpustakaan sebagai lembaga yang menyediakan akses informasi ke pengguna harus memiliki jumlah koleksi yang lengkap untuk menunjang proses belajar-mengajar. Perpustakaan yang kelengkapan koleksinya seadanya tentunya akan berdampak pada terhambatnya proses pembelajaran. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan yaitu dengan cara memperbaiki kondisi fisik perpustakaan. Dengan cara melengkapi fasilitas yang belum tersedia, menambah jumlah koleksi, dan sebagainya agar minat baca pengunjung bertambah. Hal ini tentunya menunjukan bahwa perpustakaan berperan dalam proses peningkatan kualitas pendidikan.
Perpustakaan sebagai lembaga yang melakukan kegiatan untuk menyimpan hasil karya atau pengetahuan seseorang dapat berupa buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah seminar, laporan PKL, dan sebagainya. Serta koleksi lain yang dapat berupa: 1) Buku bacaan wajib, yaitu buku yang digunakan dalam proses belajar-mengajar mata ajar tertentu seperti yang tercantum dalam silabus. 2) Buku teks, yaitu buku yang tidak digunakan secara langsung didalam proses belajar-mengajar dalam kelas. 3) Buku referensi, yaitu buku pendamping dalam proses belajar-mengajar, membaca, membuat tugas, atau penelitian seperti kamus, ensiklopedi, direkrori, dan lain-lain. 4) Karya akhir, yaitu laporan penelitian yang dibuat oleh mahasiswa untuk memperoleh gelar tertentu dari perguruan tinggi. 5) Tabloid dan majalah, mencakup bidang subjek tertentu yang diperlukan untuk pengayaan pengetahuan. Berdasarkan penjabaran diatas tentunya kita bisa mengetahui bahwa perpustakaan itu penting bagi pendidikan. Khususnya dalam hal pengadaan koleksi buku penunjang pendidikan. Dengan koleksi perpustakaan yang memungkinkan pemakai untuk bisa memenuhi proses belajar-mengajarnya, maka dapat dikatakan bahwa kualitas pendidikan bisa dipengaruhi oleh baik atau buruknya sebuah perpustakaan.
Jika melihat pada negara-negara yang memiliki pendidikan berkualitas tentunya hal tersebut didorong dengan perpustakaan yang baik pula. Sebagai contoh, universitas yang berada di negara-negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat disamping pendidikannya yang berkualitas, bangunan fisik perpustakaannya menjadi bangunan yang paling besar diantara bangunan-bangunan lainnya, hal ini menunjukkan bahwa pusat dari universitas tersebut adalah perpustakaannya. Selain itu, kelengkapan koleksi tidak usah diragukan lagi karena sudah pasti dapat memenuhi kegiatan akademik para mahasiswa.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa perpustakaan memiliki peranan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan. Perpustakaan akan menjadi cerminan bagaimana proses pendidikan dilakukan dalam suatu lembaga pendidikan. Perpustakaan yang baik, maka proses pendidikannya akan baik pula. Sedangkan perpustakaan yang kurang memadai, maka proses pendidikannya akan kurang berkualitas. Salah satu cara untuk bisa meningkatkan kualitas pendidikan dapat berupa memanfaatkan, mengelolah, menjaga, serta melestarikan perpustakaan dengan sebaik mungkin

Perpustakaan Abad Informasi

Kemajuan teknologi informasi telah membawa perubahan besar dalam dunia perpustakaan. Seiring dengan berkembangnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), perpustakaan di tuntut untuk dapat menyesuaikan diri agar tetap menjaga konsistensinya. Kemajuan teknologi informasi juga dimanfaatkan oleh perpustakaan baik dalam proses pengadaan, pengolahan, dan pelayanan. Selain ketiga hal di atas, teknologi informasi juga mempengaruhi koleksi perpustakaan yang tadinya berupa koleksi yang bersifat konvensional, tercetak, dan tertulis, kini sudah muncul dalam bentuk elektronik, terekam baik secara online maupun offline.
Bicara mengenai perpustakaan di masa yang akan datang, tentunya kita tidak boleh melupakan fungsi utama dari perpustakaan sebagai tempat penyimpanan karya seseorang baik yang tercetak maupun terekam. Di abad informasi seperti sekarang ini perpustakaan kini telah menjadi ‘mesin waktu’, dimana pengguna dapat menjelajahi masa lampau dengan membaca koleksi-koleksi yang bersifat sejarah dan di buat pada zaman dahulu. Selain itu, pengguna juga bisa menuju masa depan dengan mempelajari ilmu-ilmu atau informasi yang tentunya tersedia dalam perpustakaan, pada saat inilah pengguna bisa menyusun ide-ide secara efektif agar masa depannya sesuai dengan apa yang diharapkan.
Perpustakaan di masa depan bukanlah perpustakaan yang dahulu dikenal orang sebagai gedung yang diisi oleh tumpukan buku-buku yang dijaga oleh seorang pustakawan. Melainkan perpustakaan yang telah memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dengan cara menggunakan komputer dalam berbagai hal seperti akses informasi untuk pengguna, pengadaan, pengolahan, dan pelayanan bagi pustakawan, serta telah menerapkan sistem otomasi perpustakaan yang memudahkan bagi pengelolah dan pengguna jasa perpustakaan. Penggunaan komputer yang disediakan oleh perpustakaan akan semakin memudahkan pengguna perpustakaan dalam memperoleh atau mengakses berbagai sumber informasi.
Untuk menambah pengetahuan bagi penggunanya, perpustakaan dapat melakukan kerjasama dengan negara-negara lain. Misalkan melakukan kerjasama dengan pemerintah Amerika, perpustakaan menyediakan ruangan untuk didirikannya ruangan khusus negara Amerika atau dapat disebut dengan America corner, tempat tersebut menjadi pusat informasi apabila pengunjung perpustakaan ingin mengetahui negara Amerika lebih jauh baik berupa sejarah, sistem pemerintahan, kehidupan sosial masyarakatnya, dsb.
Berbagai macam inovasi harus dilakukan perpustakaan agar tidak ditinggalkan oleh penggunanya. Salah satunya dengan membangun pusat bimbingan belajar. Disini, perpustakaan tidak hanya sebagai penyedia jasa peminjaman koleksi perpustakaan tetapi juga sebagai tempat memperoleh ilmu-ilmu baru baik yang di peroleh dari proses pembelajaran maupun dari proses pelatihan. Ilmu yang diajarkan dapat berupa keterampilan dalam menggunakan komputer, keterampilan berbahasa asing, serta keterampilan dalam berbagai disiplin ilmu lainnya seperti matematika, biologi, fisika, kimia, ekonomi, ilmu sosial, dsb. Dalam hal ini perpustakaan harus memperkerjakan seseorang yang memiliki kompetensi dalam ilmu-ilmu tersebut di samping dia sebagai seorang pustakawan. Untuk itu perpustakaan harus berkerjasama dengan Sekolah Dasar(SD), Sekolah Menengah Pertama(SMP), Sekolah Menengah Atas(SMA), dan universitas untuk mempromosikan program tersebut.
Selain membuka tempat semacam bimbingan belajar, perpustakaan harus menyediakan fasilitas untuk santai tetapi pengguna tetap bisa melakukan akses informasi sambil minum kopi atau makan makanan ringan. Dengan kata lain, perpustakaan di abad informasi ini harus menyediakan kantin atau kafe. Dilengkapi dengan fasilitas wifi agar pengguna perpustakaan tersebut tetap bisa mengakses informasi. Hal tersebut dilakukan agar perpustakaan memiliki daya tarik tersendiri serta untuk menarik minat pengunjung.
Perpustakaan di era informasi seperti saat ini dan mungkin untuk beberapa saat yang akan datang, memiliki pustakawan yang bekerja tidak hanya untuk melakukan proses pengadaan, pengolahan, pelayanan, penyusunan koleksi di rak, dsb. Tetapi juga memiliki peranan yang cukup luas disertai dengan berbagai keterampilan yang dimilikinya seperti, sebagai guide atau penuntun dalam mengakses informasi. Peran tersebut sangat penting di saat perpustakaan menjalankan tugasnya sebagai ‘mesin waktu’ untuk menelusuri informasi mana saja yang berguna bagi pemakai baik informasi pada masa lampau atau masa yang akan datang. Pustakawan sebagai guru, adalah hal yang tidak mustahil karena sesuai dengan tugas lainnya yaitu sebagai pembimbing pengguna perpustakaan agar dapat menemukan informasi baru yang belum diketahui sebelumnya. Bahkan, seorang pustakawan dapat dikatakan sebagai seorang pekerja informasi yang mana mereka bekerja dengan menggunakan teknologi untuk memperoleh informasi bagi kliennya. Selain itu peran terpenting pustakawan adalah ketika perpustakaan dapat menjalin hubungan sosial dengan penggunanya. Hal demikian adalah pembeda antara perpustakaan dengan penyedia layanan informasi berbasis web manapun.
Berdasarkan beberapa skenario di atas, menggambarkan bentuk perpustakaan di masa yang akan datang. Diharapkan perpustakaan dapat menjaga konsistensinya di tengah perkembangan teknologi informasi tanpa harus menghilangkan ciri khas dari sebuah perpustakaan itu sendiri, yakni sebagai penyedia jasa informasi bagi penggunanya. Serta agar perpustakaan tidak akan pernah hilang ditelan perkembangan zaman.